FGD Kurikulum "Kampus Merdeka-Merdeka Belajar" (1)

Jum'at, 14 Agustus 2020 Program Studi Manajemen Pendidikan Islam (MPI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta mengadakan Forum Group Discussion (FGD) terkait redesain kurikulum "Kampus Merdeka-Merdeka Belajar" yang telah disosialisasikan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Nadiem Makarim.

FGD ini diselenggarakan secara virtual melalui media Zoom Meeting. Dalam FGD ini, kami mengundang para dosen Prodi MPI untuk memberikan masukan, saran, dan kritik terhadap draft kurikulum yang telah disusun oleh Tim Penyusun Kurikulum yang dikoordinir oleh Kaprodi (Dr. Imam Machali, M.Pd) dan Sekprodi (Dr. Zainal Arifin, M.S.I). Adapun tim penyusun kurikulum Prodi MPI terdiri dari para dosen muda, yaitu (1) Nora Saiva Jannana, S.Pd., M.Pd, (2)Irwanto, M.Pd., (3)Heru Sulistya, S.Pd., M.Pd., (4)Syaefudin, S.Pd., M.Pd, dan (5)Muhamad Iskhak, M.Pd.

Sebelum acara FGD dimulai, acara ini dibuka oleh Dekan baru (periode 2020-2024), Dr. Sri Sumarni, M.Pd secara virtual dengan menyampaikan perkembangan dan isu-isu terkini terkait kegiatan akademik di fakultas pada masa pandemi covid-19 ini.

Dalam FGD tersebut ada beberapa masukan, saran, dan kritik sebagai berikut:

  • Dr. Naimah, M.Hum menyampaikan bahwa Mata kuliah English for education management diganti istilahnya menjadi English of Islmaic Educational Management.
  • Drs. Pak Jamroh, M.Si menyampaikan bahwa (1). Matakuliah manajemen kurikulum diganti menjadi manajemen kurikulum pendidikan, (2) Capaian pembelajaran matakuliah Ekonomi dan Edupraneurship, Filantropi Pendidikan, dan Akuntansi Pembiayaan Pendidikan dirumuskan bersama sama agar tidak terjadi overlap materi, (3) Ketiga matakuliah tersebut perlu diatur matakuliah mana yang didahulukan (sebaran Matakuliah Persemester), (4) Matakuliah Perilaku dan Budaya Organisasi (PBO) diberikan sebelum Matakuliah Manajemen Strategik, karena PBO merupakan basic dari Manajemen Strategik, dan (5) Matakuliah Pendidikan Anti Korupsi merupakan perilaku, bukan suatu ilmu, jika menjadi matakuliahterlalu latah.
  • Dr. Ahmad Arifi, M.Ag menyampaikan bahwa (1)matakuliah terkesan masih terlalu banyak dan perlu disederhanakan(SKS di perbesar), dan (2) Matakuliah Bahasa harus lebih Implementatif, (apa yang diperlukan di prodi MPI).
  • Muhammad Qowim, M.Ag menyampaikan bahwa (1) Membangun struktur kurikulum dengan permodelan dan melibatkan pakar dan steakholder, (2) Menyusun kurikulum artinya harus membangun sistem, (3) Lulusanharus sesuai level educational management program,Education economic, Education legislation, Public policy and education dan Evaluation of educational system.

Beberapa masukan, saran, dan kritik tersebut dijadikan bahan evaluasi untuk perbaikan draft kurikulum prodi MPI agar lebih baik dan siap untuk diterapkan pada semester gasal 2020/2021.

Semoga redesain Kurikulum Merdeka Belajar dan Belajar Merdeka ini bagian dari upaya Prodi MPI untuk menyiapkan kurikulum yang siap menghadapi perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga mahasiswa MPI mendapatkan pengalaman belajar yang bisa menyiapkan dirinya siap menghadapi masa depan yang lebih baik, aamiin [ZA]

Berita Terpopuler