Kuliah Umum MPI IAIN Jember, 10 Oktober 2020

Kuliah Umum MPI IAIN Jember, 10 Oktober 2020
Program Studi Manajemen Pendidikan Islam (MPI) IAIN Jember, salah satu mitra Prodi MPI FITK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta menyelenggarakan kegiatan 'Kuliah Umum' dengan tema 'Survive Lembaga Pendidikan di Era Pandemi' dengan narasumber (1) Dr. Zainal Arifin MSI (Kaprodi MPI FITK UIN SUKA dan (2) Dr. Ahmad Zamroni, M.Pd. MA (Praktisi Pendidikan). Kegiatan ini dilaksanakan secara virtual (Zoom Cloud Meeting) oleh MPI IAIN Jember. Kehadiran Kaprodi MPI UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta sebagai salah satu bentuk tindak lanjut kerjasama antar Prodi MPI untuk saling berkolaborasi dalam pengembangan lembaga masing-masing.
Pada kuliah umum virtual ini, Dr. Zainal Arifin MSI menyampaikan beberapa strategi yang harus dilakukan oleh lembaga pendidikan agar tetap survive pada masa pandemi covid-19. Sebagaiamana teori “Survival of Fittest Charles Darwin”, yang dikutip oleh Rhenald Kasalibahwa “BUKAN YANG TERKUAT YANG MAMPU BERTAHAN, MELAINKAN YANG PALING ADAPTIF DALAM MERESPON PERUBAHAN”. Adapun strategi yang dapat dilakukan oleh lembaga-lembaga pendidikan, khususnya lembaga swasta adalah (1)Butuh dukungan lebih maksimal dari pemerintah terhadap lembaga-lembaga pendidikan, khususnya swasta, misalnya bantuan gaji guru non PNS/Sertifikasi, kuota internet, sarana-prasarana PJJ (jaringan internet), dan diklat pengembangan SDM, (2)FUND RISING: Filantropi Islam (Zakat, Sedekah, Infak, Wakaf, dll), (3)Mengevaluasi Efektivitas Struktur Organisasi untuk mengurangi anggaran, (4)Efisiensi Anggaran & Prioritas pada gaji guru, pengembangan SDM, dan sarana-prasarana pembelajaran daring, (5)KOMUNITAS BELAJAR (Sekolah membuat komunitas belajar di sekitar tempat tinggal anak didik dengan protokol kesehatan ketat (kondisional dan memperhatikan zona covid), (6)BLANDED/HYBRID LEARNING (Pembelajaran dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu Daring atau Luring (dengan memperhatikan protokol kesehatan dan zona covid), dan (7)Asynchronous & Synchronous Learning. Pertama, Synchronous learning is online or distance education that happens in real time, dan kedua,Asynchronous learning does not require real-time interaction; instead, content is available online for students to access when it best suits their schedules, and assignments are completed to deadlines. Programs can also use a hybrid learning model, which includes a blend of both formats. (thebestschool.org).
Sedangkan Dr. Ahmad Zamroni, M.Pd. MA dalam kuliah umum ini menyampaikan bahwa temaLEMBAGA PENDIDIKAN ADAPTIF DI MASA PANDEMI. Ada tiga sikap yang dilakukan oleh lembaga pendidikan terhadap fenomena pandemi covid-19, yaitu (1)Konfrontatif (Melawan atau bahkan tidak percaya), (2)Adaptatif (Menyesuaikan Kenormalan Baru), dan (3)Permisif / Submissive (Terbuka atau bahkan takluk). Beberapa adaptasi yang dilakukan oleh lembaga pendidikan adalah (1)Belajar, Mengajar dan Bekerja dari Rumah, (2)Terpisah antara guru dan siswa, digunakan media Mandiri/Semi mandiri, dan (3)Media Komunikasi menjadi kebutuhan mendasar danalat Komunikasi selalu dalam genggaman. Adaptasi Manajemen Pembelajaran di Era Kenormalan Baru, yaitu (1)Pembelajaran Tatap Muka (PTM), (2)Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), dan (3)Pembelajaran Campuran (PTM-PJJ). Dalam kesimpulannya, Dr. Ahmad Zamroni menekankan bahwa lembaga pendidikan mau tidak mau harus menghadapi fenomena pandemi covid-19 dan beradaptasi dengan teknologi. Maka diharapkan manajemen madrasah konvensional bisa berkembang menjadi madrasah virtual, yaitu (1) Tatap Maya, (2)Komunikasi Online, (3) Paperless administration, (4)around the world – the Global Classroom, dan (5)Outcome-based.
Semoga kegiatan ini bermanfaat, khususnya bagi mahasiswa Prodi MPI IAIN Jember dalam memberikan wawasan dalam manajemen lembaga pendidikan agar tetap survive pada masa pandemi covid-19. Aamiin